Sabtu, 18 Januari 2025

Psikologi Komunikasi (Psikom4317)

Psikologi Komunikasi (Psikom4317)

Kaitan antara psikologi, psikologi social dan psikologi komunikasi sangat erat, maka Anda perlu mengetahui apakah psikologi itu, apa yang dikaji psikologi sosial dan apakah psikologi komunikasi.

Psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses-proses proses-proses mental. Yang dimaksud proses-proses mental adalah kgeiatan yang tidak bisa diamati secera langsung, misalnya memersepsi, berpikir, mengingat, merasa.

Perilaku manusia dalam menanggapi lingkungannya, manusia memiliki 4 sistem reaksi dasar: 1) reaksi instrumental; 2) reaksi kognitif; 3) reaksi afektif; 4) reaksi persepsi.

Tujuan kajian psikologi tentang perilaku manusia menurut Papalia & Olds, ada 4 yaitu:

1) deskripsi; 2) eksaplanasi; 3) prediksi; 4) modifikasi atau kontrol.

Mengenai sejarah perkembangan psikologi silakan Anda pelajari sendiri

Psikologi sosial adalah kajian ilmiah mengenai perilaku indivdu dalam konteks social (Sears dkk)

Psikologi social : “ilmu yang berusaha memahami dan menguraikan keseragaman dalam perasaan, kepercayaan atau kemauan juga tindakan yang diakibatkan oleh interaksi social (Jalaludin Rakhmat)

Jadi kajian psikologi sosial adalah perilaku individu dalam konteks sosial. Kalau ahli ilmu social lain menggunakan tingkatan masyarakat untuk melakukan analisis, psikologi social menggunakan analisis pada level interpersonal – mereka terutama menjelaskan perilaku dalam hubungan situasi sosial atau interpesonal (hubungan antarmanusia). - à inilah pintu masuk ke dalam psikologi komunikasi.

Psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral (perilaku) dalam komunikasi (Geoge A. Miller). Menguraikan berarti menganalisis mengapa suatu tindakan komunikasi dapat terjadi. Meramalkan artinya dengan membuat generalisasi atas sejumlah perilaku tertentu dihubungkan dengan kondisi psikologis tertentu akan dapat meramalkan bentuk perilaku yang akan muncul. Mengendalikan artinya kita dapat melakukan campur tangan tertentu jika menginginkan atau tidak menginginkan sustu efek tertentu dari komunikais yang terjadi.

Tolok ukur efektivitas komunikasi adalah :

1) pengertian—isi komunikasi diterima oleh komunikan sesuai dengan yang dimaksud komunikator ; 2) menimbulkan kesenangan; 3) memberi pengaruh pada sikap – persuasif ; 3) hubungan yang makin baik; 4) melahirkan tindakan yang dikehendaki.

Dalam melihat perilaku manusia psikologi memiliki pendekatan yang berbeda. Terdapat lima pendekatan:

1) pendekatan neurobiologis; 2) pendekatan psikoanalisis; 3) pendekatan perilaku; 4) pendekatan kognitif; 5) pendekatan humanistik.

Mengenai faktor-faktor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, adalah:

1) faktor biologis; 2) faktor sosiopsikologis

Sedang faktor-faktor situasional yang mempengaruhi perilaku manusia adalah : 

1) faktor ekologis; 2) faktor rancangan dan arsitektural; 3) faktor temporal; 4) suasana perilaku; 5) faktor teknologi; 6) faktor-faktor sosial; 7) lingkungan psikososial; 8) stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.

Mengenai  Penerimaan dan Pengolahan Informasi

1. Sensasi dan Persepsi
Sensasi merupakan tahap awal penerimaan pesan. Secara jelasnya sensasi adalah proses menangkap stimuli melalui alat indera. Apa saja yang menyentuh alat indera baik dari dalam maupun dari luar disebut stimuli.-
à prosesnya terjadi saat alat indra mengubah informasi menjadi impuls-impuls syaraf yang dimengerti oleh otak melalui proses trans duksi.
Sensasi  dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor personal.
2. Proses Persepsi
Yaitu : cara kita menginterpretasi  atau mengerti pesan yang telah diproses  oleh sistem inderawi kita.-
à proses memberi makna pada sensasi -à persepsi  mengubah sensasi menjadi informasi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
a. Faktor personal : karakteristik orang yang memberikan respons terhadap suatu stimuli. Suatu persepsi bisa berbeda antara satu orang dengan orang lain disebabkan kondisi biologis seseorang berbeda satu dengan yang lain.
Krech & Crutchfield merumuskan dalil : “persepsi bersifat selektif secara fungsional” artinya: objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi individu merupakan objek-objek yang memenuhi tujuan individu tersebut -
à dipengaruhi oleh : 1) kebutuhan; 2) suasana mental; 3) suasana emosional; 4)  latar belakang budaya; 5)  kerangka rujukan (frame of reference) seseorang.
b. Faktor struktural : hal-hal yang berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf kita.-
à ada organisasi dalam persepsi yaitu  menurut prinsip: 1) kedekatan; 2) kesamaan; 3) kelengkapan
4. Perhatian
Proses persepsi sangat dipengaruhi oleh perhatian (attention) kita . Perhatian ialah proses mental ketika stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lain melemah. Kita memilih stimuli mana yang ingin kita lihat atau dengar
à ada perhatian yang selektif. Faktor-faktor yang memp[engaruhi perhatian: 1) faktor situasional; : a) gerakan; b) kotras; c) intensitas stimuli; d) novelty; e) pengulangan; 2) Faktor  internal : a) faktor biologis; b) faktor sosiopsikologis
Memori dan Berpikir
1. Memori
Memori adalah kemampuan merekam, menyimpan, merekam, dan memanggil kembali informasi, jika diperlukan.
Menurut  Schlessinger dan Groves, memori  adalah system yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organism sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing pertilakunya
Memori memegang peranan penting dalam proses persepsi dan berpikir.
Tiga teori yang membahas bekerjanya memori:
1) Teori aus  (disuse theory): memori hilang atau memudar karena waktu, seperti otot; memori kita baru kuat bila dilatih terus menerus
2) Teori interferensi : rekaman memori yang berikut akan menghapus atau mengaburkan memori yang tersimpan sebelumnya
3) Teori pengolahan informasi : informasi mula-mula disimpan di sensory storage (gudangindrawi), lalu ke short- term memory  (memori jangka pendek) , lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (memori jangka panjang).
Dalam komunikasi manusia selalu melakukan seleksi’ Ada 3 macam proses seleksi yaitu : a) selective attention; b) selective perception; c) selective memory.
2. Berpikir
Berpikir adalah penggunaan persepsi, kombinasi mental, dan penayajian internal tentang simbol, objek atau konsep. Berpikir adalah setiap perilaku yang menggunakan ide.
Dua macam berpikir : a) berpikir autistik (melamun, berfantasi, menghsysl)
b) berpikir realistik  (berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata) : 1) berpikir deduktif; 2) berpikir induktif; 3) berpikir evaluatif
Fungsi berpikir adalah untuk memahami realitas dalam rangka: a)  pembuatan keputusan, (decision making); b) memecahkan masalah (problem solving); c) menghasilkan yang baru (creativity)

a) pembuatan keputusan, (decision making); dipengaruhi oleh  factor personal yaotu : kognisi (pengetahuan yang dimiliki); motif; sikap.
b) pemecahkan masalah (problem solving);
à diperlukan kemampuan untuk:
c) berpikir kreatif -
à berpikir dengan cara analogis, mampu melihat berbagai hubungan yang tidak terlihat oleh orang lain.
Ciri-ciri orang kreatif men. Jalaludin Rakhmat: 1) kecerdasan di atas rata-rata, mampu melahirkan gagasan-gagasan baru, fleksibilitas kognitif; 2) sikap terbuka, minatnya beragam dan luas; 3) sikap bebas, otonom, percaya diri sendiri..

Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri :
Konsep diri adalah pikiran dan keyakinan seseorang mengenai dirinya sendiri.
Konsep diri adalah persepsi yang bersifat fisik, sosial, dan psikologis, mengenai diri kita, yang didapat dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain (William D Brooks)
2. Sumber-sumber Konsep Diri : 
a) self esteem (harga diri); b) social evaluation (penilaian sosial) 
3. Teori Konsep Diri :
a) Comparison theory  (teori perbandingan sosial) : ada empat prinsip dasar yaitu :
- Setiap orang memiliki keyakinan tertentu
- Penting bagi keyakinan kita untuk menjadi benar
- Beberapa keyakinan  lebih sulit dibuktikan disbanding dengan yang lain
- Ketika anggota dari kelompok rujukan salin tidak setuju tentang sesuatu hal, mereka  akan berkomunikasi hingga konflik tersebut terselesaikan
b) Persepsi diri
- Self attribution (atrbusi diri)
- Overjustification (pembenaran yang berlebih)
4. Hubungan antara Konsep Diri dan Komunikasi
- Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya-
à Jalaludin Rakhmat menyebut  sebagai “nubuat yang dipenuhi sendiri”
- Oleh karena  konsep diri berpengaruh terhadap perilaku maka konsep diri berhubungan erat dengan komunikasi.
- Terdapat dua konsep diri, yaitu : konsep diri positif dan konsep diri negatif
à mempengaruhi keberhasilan komunikasi interpersonal seseorang
Kognisi Sosial tentang Diri
1. Pengertian Kognisi sosial tentang Diri dan Pengembangan Diri
- Seseorang bisa menjadi objek pikirannya sendiri
à inilah kognisi sosial
- Pengembangan diri  (self development) : terjadi ketika mengembangkan, memodifikasi, dan menyaring identitas personal dan pemahaman tentang diri sendiri “diri” kita dan konsep kita tentang diri kita sendiri.
- Pengembangan diri terbentuk dari interaksi dengan orang-orang terdekat kita di masa kanak-kanak
à significant others (menjadi role models( -à dalam perkembangannya meliputi  semua orang yang mempengaruhi perilaku, pikiran, dan perasaan kita à disebut generalized others.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi  pengembangan diri seseorang :  :
a. Self  awareness  (kesadaran diri) : menunjukkan tingkat atau derajat kita mengetahui diri sendiri. Memahami bagaimana konsep diri kita berkembang  adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran diri.
Kesadaran diri dijelaskan melalui model  Johari Window
à menjelaskan bahwa diri manusia terbagi atas empat bagian atau sel /quadrant.
b. Self schemata (skema-Diri) adalah seperangkat susunan self generalizations (hal-hal yang umum) dari diri seseorang yang didapat dari penilaian yang dilakukan sendiri atau orang lain.
2. Self Motivation (Motivasi Diri) 
à dapat dilihat dari tiga hal yaitu : a) self consistency (konsistensi diri); b) self enchancement (peningkatan  diri) ; c) self control.

Mengenai psikologi dan kaitannya dengan psikologi komunikasi,  mengenai Konsep Diri (Self Cocept), Kognisi Sosial tentang Diri, dan mengenai  Persepsi tentang Orang dan Atribusi.  Perubahan Sikap.

Pengertian Sikap
Adalah : posisi yang diambil dan dihayati seseorang terhadap benda, masalah atau lembaga. Beberapa sikap bersifat abstrak, impersonal, sikap terhadap[ orang lain. (Soekaji, Sutarlinah).
Adalah sbuah reaksi evaluative (suatu penilaian mengenai kesukaan dan ketidaksukaan seseorang( terhadap orang, peristiwa atau aspek lain dalam lingkungannya (Weber) ‘’> sebagai suatu evaluasi terhadap hal yang sudah dialami, posisi sikap tidak netral mengenai suatu objek
à sikap akan selalu positif (bagus, setuju) dan negative (buruk, tidak setuju).--> dari intensitasnya: rendah, sedang, banyak.
Model-model yang Menjelaskan Sikap
1. Model Satu Dimensi (One Dimensional Model) : menjelaskan sikap secara langsung; suka atau tidak suka terhadap objek tertentu.
2. Model Tiga Komponen (Three Component Model):-- jangkauannya lebih luas berdasar pengalaman psikologis
à sikap menyangkut tiga hal : a) pengelaman kognitif; b) pengalaman afektif (emosi); c) perilaku (pilihan dan tindakan).
Aspek-aspek Sikap
1) Kognitif; 2) afektif; 3) konatif.
Pengukuran Sikap
1. Skala Thurstone : mengembangkan serangkain pernyataan tentang sikap objek. Setiap pernyataan disusun ke dalam urutan numeric menurut skala positif – negatof ( dari 1 – 10 )
à poin 1 menunjukkan sikap yang sangat positif, dan poin 10 menunjukkan sikap yang sangat negative.
2. Skala Likert ; dari beberapa pernyataan sikap, responden diminta memilih satu angka  dari skala  setuju sampai tidak setuju  . Jumlah dari angka yang dipilih menunjukkan sikap responden terhadap hal dimaksud :  amat setuju  1  2  3  4  5  amat tidak setuju
3. Skala Semantik Diferensial : sikap orang terhadap suatu objek dapat diketahui  jika kita mengetahui konotasi (arti psikologis) dari kata yang melambangkan objek sikap. Mis.: member nilai pada iklan sabun cuci (dterjen) : Baik    1  2  3  4  5    Buruk
                        Sehat  1  2  3  4  5  tidak sehat
Setelah memberikan nilai atau poin, kita lalu menghubungkan angka-angka  itu yang nantinya akan terlihat satu pola penilaian yang berbeda dari satu responden ke responden yang lain. Kemudian dijumlahkan dan diberi nilai rata-rata.


Pembentukan Sikap, 
1) Pendekatan belajar  (learning approach)
à sikap dibentuk melalui proses pembelajaran, suatu proses dimana pengalaman dan praktik menghasilkan perilaku yang relative sama atau tetap . tiga proses pembelajaran : a) melalui asosiasi; b) peneguhan; c) belajar social
2) Pendekayan konsistensi kognitif (cognitive consistency)
3) Pendekatan motivasional
Keterkaitan antara Sikap dan Perilaku:
1) Sikap yang diekspresikan oleh seseorang tidak selalu bisa memperkirakan perilaku yang terkait 
2) Sikap dapat sesuai dengan perilaku
Perilaku dapat Mempegaruhi Sikap:
a) Metode foot-in-the door effect: b) metode the low-ball technique; 
Perubahan Sikap
Penelitian dari Universitas Yale  setelah PD II menemukan bahwa perubahan sikap merupakan hasil dari komunikasi persuasif. Berubahnya sikap merupakan  akibat langsung dari bujukan (persuasi) yaitu bentuk pengaruh social yang bertujuan mengubah keyakinan, perasaan, perilaku seseorang.
Efektivitas persuasive ditentukan oleh kualitas : a) sumber; b) isi pesan; 3) audience  (khalayak, penerima pesan).

I. Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain,  sikap positif, dan daya tarik seseorang.  Makin tertarik kita pada orang lain maka makin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengannya.
Proses umum dari atraksi interpersonal adalah:
a) Afilisiasi : artinya berteman, bergabung dengan orang lain;
à alasannya: ada tiga, yaitu: 1) mendapatkan imbalan social (social rewards); 2) mengurangi rasa takut (misery loves company); 3) pembandingan social à untuk mendukung sesuatu hal yang kita persayai, kita membandingkan dengan orang lain agar mendapatkan validasi.--> dalam keadaan takut akan sangat membantu kita bila bergabung dengan orag lain, namun akan lebih penting apabila orang lain tersebut juga merasa takut.
b) Variasi-variasi dalam afiliasi: kbutuhan afiliasi berkaitan dengan 1) urutan kelahiran; 2) informasi;  3) attachment
à pada bayi adalah keinginan akan adanya kontak fisik dan akses sosial terhadap pemberi kasih sayang (ibu).
Daya Tarik (atraksi)
à untuk berafiliasi dengan orang lain, kebanyakan kita cenderung memilih dengan orang yang memiliki daya tarik untuk kita (atraksi interpersonal) à bukan hanya keinginan untuk berafiliasi.
Model daya tarik mnurut Weber: a) model imbalan Homan : manusia lebih tertarik pada hal yang menjanjikan dalam hubungan itu, yaitu imbalan atau keuntungan (lebih besar keuntungannya dari pengorbanannya); b) hukum ketertarikan Byrne : semakin kuat usaha-usaha yang dilakukan untuk mendapat imbalan dari seseorang, kita akan merasa semakin tertarik
à ada suatu proses; 3) model tahapan Mursteins (model tiga tahapan): a) tahap stimulus (kontak pertama/awal); b) tahap nilai : mengetahui apakah sikap dan nilai yang kita miliki sama dengan orang tersebut; 3) tahapan peran : membangun peran saling mengisi, saling mempenagruhi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal  (men. Jalaluddin Rakhmat):
a) Faktor personal : 1) kesamaan karakteristik persona (nilai-nilai, sikap, keyakinan, status social ekonomi, agama, ideologi) ; 2) tekanan emosional (cemas, stress); 3) harga diri yang rendah (penampilan fisik kurang menarik); 4) isolasi social.
b) Faktor situasional : 1) daya tarik fisik; 2) ganjaran (reward); 3) familiarity; 4) kedekatan (proximity) dan closenesss; 5) kemampuan (competence)
Atraksi Interpersonal dan Komunikasi

II. Hubungan Interpersonal :
à semakin baik hubungan interpersonal, semakin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, semakin cermat persepsinya terhadap orang lain dan persepsi dirinya sehingga semakin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
Jenis-jenis Hubungan Interpersonal :
1) Berdarakan jumlah inidvidu yang terlibat (hubungan diad dan hubungan triad)
à hubngan diad adalah hubungan antara dua individu; hubungan triad adalah hubungan antara tiga orang.
2) Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai (hubngan tugas dan hubungan social)
3) Berdasarkan jangka waktu (hubngan jangka pendek dan hubungan jangka panjang)
4) Berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman (hubungan biasa dan hubungan akrab/intim)
Perkembangan hubungan Interpersonal: tahap-tahapnya 
1. Menurut Ruben : a) inisiasi; b) eksplorasi; c) intensifikasi; d) formalisasi; e) redefinisi; f) deteriorasi
2. Menurut Jalaludin Rakhmat : a) pembentukan hubungan interpersonal; b) peneguhan hubungan interpersonal; c) pemtuusan hubungan interpersonal (terjadi karena konflik; kompetisi, dominasi, kegagalan, provokasi, perbedaan nilai)
Pola-pola Relasional : ada 4 pola (men. Ruben): 
1) Soportif dan defensif; 2) tergantung dan tidak tergantung; 3) progresif dan regresif; 4) self fulfilling dan self defeating prophecies
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pola Hubungan Inter-personal : men Ruben:
1) Tingkat hubungan dan konteks
2) Kebutuhan inter-personal dan gaya komunikasi
3) Kekuasaan
4) Konflik 
Men. Jalaluddin Rakhmat :
1) Percaya
à menimbulkan pengertian-> membukan saluran komunikasi, memperjelas  pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan mencapai maksudnya.
2) Sikap suportif
3) Sikap terbuka.

Pertama-tama mari kita pelajari Sistem  Komunikasi Massa dan Khalayak.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa  pada sejumlah orang
à peran media massa sebagai penyampai pesan dan sekaligus sumber informasi bagi penerima pesan (khalayak).

Pengerttian komunikasi massa men. Jalaluddin Rakhmat: jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama diterima secara serentak dan sesaat.
Agar pesan dapat dipahami secara benar sesuai dengam maksud komunikator para ahli sepakat adanya proses yang harus dilalui sebelum media massa disampaikan dan diterima khalayak.

1. Sistem Komunikasi Massa:
Menurut De Fleur dan Dennis terdapat lima tahap yang membentuk komunikasi massa, yaitu: a) pesan komunikasi diformulasikan oleh komunikator-komunikator professional (wartawan, editor, produser, sutradara, pemusik, dsb.)  yang tidak mengenal khalayak satu per satu; b) pesan komunikasi dikirimkan melalui cara yang relatif cepat dan berkelanjutan melalui pengguna media; c) pesan mencapai khalayak yang besar dan beragam yang memilih media dengan cara selektif

2. Perbedaan Komunikasi Massa dan Komunikasi Tatap Muka:
- Komunikasi tatap muka:  umpan balik (feedback) langsung; komunikasi dua arah; lebih akurat bisa langsung dikoreksi apabila ada kesalahan
- Komunikasi massa : umpan balik tertunda (delayed feedback), tidak langsung; aktivitas satu arah; bersifat terbuka; kemungkinan terjadi kesalahan mekanik, sulit diramalkan; kurang akurat karena banyak sumber gangguan gangguan; mempunyai publik yang tersebar secara geografis.
Konsekuensi memiliki khalayak luas dan beragam : komunikator/pengirim pesan harus melandaskan diri pada asumsi-asumsi tertentu agar merasa yakin pesannya bisa diterima atau dipahami masyarakat.
Pengaruh sosial dan kultural : sangat beragam dan rumit
à dampaknya terjadi ketidakserasian antar aturan sosial dan budaya yang sangat berbeda.

3. Khalayak :
- Media seeking : menggunakan media karena tindakan konsumsi itu (membaca, menonton, mendengar) lebih penting daripada isi
- Content seeking :  menggunakan media karena isinya
à perhatiannya lebih besar karena benar-benar mencarinya
- Information seeking : mengkonsumsi media secara selektif/benar-benar memilih berita yang sesuai untuk dirinya.
4. Pola penggunaan media oleh individu
à dua pendekatan yaitu:
- Pendekatan kategori sosial (pendidikan, pendapatan, pekerjaan, jenis kelamin, status perkawinan, ras dan etnik, agama)
- Pendekatan use and gratification: a) khalayak dianggap aktif; b) mengaitkan pemilihan media pemuasan kebutuhan khalayak; c) media harus bersaing dengan sumber-sumber lain; d) tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data pengguna; e) penilaian tentang anti klultural dari media massa didasarkan pada penelitian.
- Lima kebutuhan dalam penggunaan media men. Katz, Gureviteh dan HJaas: a) kebutuhan kognitif; kebutuhan efektif; c) kebutuhan integrative; d) kebutuhan untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman, dan dunia luar; e) kebutuhan untuk melepaskan ketegangan.
- Kebutuhan dalam penggunaan media men. William McGuire: a) motif kognitif; b) motif afektif.

Kedua, Efek Media terhadap Individu

1,  Efek Kehadiran Media Massa secara Fisik:  a) efek ekonomi; b) efek sosial; c) efek penjadwalan kembali    d)  efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu; e) efek pada perasaan orang terhadap media. 
2.Efek Pesan Media : a) efek Kognitif; b) efek afektif; c) efek behavioral

Ketiga,  Media sebagai Agen Sosialisasi
Studi yang dilakukan menunjukkan media memiliki pengaruh terhadap individu
à fakta menunjukkan individu-individu dalam masyarakat semakin banyak terkena terpaan media.

Kunjungi juga artikel terkait:

manajemen-media-massa

produksi-media

komunikasi-massa

hukum-media-massa

logika

pengantar-ilmu-politik

asas-asas-manajemen

analisis-sistem-informasi

manajemen-media-massa

pengantar-statistik-sosial

opini-publik

#universitasterbuka #ut #utsurabaya #mahasiswa #mahasiswaut #tugaskuliah #ilmukomunikasi #artikel #prodiilmukomunikasi #PsikologiKomunikasi #makalah #kreatifitasmahasiswa #cyberuniversity #cyberuniversityofindonesia                                                          

 

 

Tidak ada komentar: