![]() |
Psikologi Komunikasi (Psikom4317) |
Kaitan antara psikologi, psikologi social dan psikologi komunikasi sangat erat, maka Anda perlu mengetahui apakah psikologi itu, apa yang dikaji psikologi sosial dan apakah psikologi komunikasi.
Psikologi
adalah studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses-proses proses-proses
mental. Yang dimaksud proses-proses mental adalah kgeiatan yang tidak bisa
diamati secera langsung, misalnya memersepsi, berpikir, mengingat, merasa.
Perilaku manusia dalam menanggapi lingkungannya, manusia memiliki 4 sistem reaksi dasar: 1) reaksi instrumental; 2) reaksi kognitif; 3) reaksi afektif; 4) reaksi persepsi.
Tujuan
kajian psikologi tentang perilaku manusia menurut Papalia & Olds, ada 4
yaitu:
1)
deskripsi; 2) eksaplanasi; 3) prediksi; 4) modifikasi atau kontrol.
Mengenai
sejarah perkembangan psikologi silakan Anda pelajari sendiri
Psikologi sosial adalah kajian ilmiah mengenai perilaku indivdu dalam konteks social (Sears dkk)
Psikologi
social : “ilmu yang berusaha memahami dan menguraikan keseragaman dalam
perasaan, kepercayaan atau kemauan juga tindakan yang diakibatkan oleh
interaksi social (Jalaludin Rakhmat)
Jadi kajian
psikologi sosial adalah perilaku individu dalam konteks sosial. Kalau ahli ilmu
social lain menggunakan tingkatan masyarakat untuk melakukan analisis,
psikologi social menggunakan analisis pada level interpersonal – mereka
terutama menjelaskan perilaku dalam hubungan situasi sosial atau interpesonal
(hubungan antarmanusia). - à inilah pintu masuk ke dalam psikologi komunikasi.
Psikologi
komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan
peristiwa mental dan behavioral (perilaku) dalam komunikasi (Geoge A. Miller).
Menguraikan berarti menganalisis mengapa suatu tindakan komunikasi dapat
terjadi. Meramalkan artinya dengan membuat generalisasi atas sejumlah perilaku
tertentu dihubungkan dengan kondisi psikologis tertentu akan dapat meramalkan
bentuk perilaku yang akan muncul. Mengendalikan artinya kita dapat melakukan
campur tangan tertentu jika menginginkan atau tidak menginginkan sustu efek
tertentu dari komunikais yang terjadi.
Tolok ukur efektivitas komunikasi adalah :
1)
pengertian—isi komunikasi diterima oleh komunikan sesuai dengan yang dimaksud
komunikator ; 2) menimbulkan kesenangan; 3) memberi pengaruh pada sikap – persuasif
; 3) hubungan yang makin baik; 4) melahirkan tindakan yang dikehendaki.
Dalam
melihat perilaku manusia psikologi memiliki pendekatan yang berbeda. Terdapat
lima pendekatan:
1)
pendekatan neurobiologis; 2) pendekatan psikoanalisis; 3) pendekatan perilaku;
4) pendekatan kognitif; 5) pendekatan humanistik.
Mengenai
faktor-faktor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, adalah:
1) faktor
biologis; 2) faktor sosiopsikologis
Sedang faktor-faktor situasional yang mempengaruhi perilaku manusia adalah :
1) faktor ekologis; 2) faktor rancangan dan arsitektural; 3) faktor temporal; 4) suasana perilaku; 5) faktor teknologi; 6) faktor-faktor sosial; 7) lingkungan psikososial; 8) stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.
Mengenai Penerimaan dan Pengolahan Informasi
1. Sensasi dan Persepsi
Sensasi merupakan tahap awal penerimaan pesan. Secara jelasnya sensasi adalah
proses menangkap stimuli melalui alat indera. Apa saja yang menyentuh alat
indera baik dari dalam maupun dari luar disebut stimuli.-à prosesnya terjadi saat alat indra mengubah informasi
menjadi impuls-impuls syaraf yang dimengerti oleh otak melalui proses trans
duksi.
Sensasi dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor personal.
2. Proses Persepsi
Yaitu : cara kita menginterpretasi atau mengerti pesan yang telah
diproses oleh sistem inderawi kita.-à proses memberi makna pada sensasi -à persepsi mengubah sensasi menjadi informasi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
a. Faktor personal : karakteristik orang yang memberikan respons terhadap suatu
stimuli. Suatu persepsi bisa berbeda antara satu orang dengan orang lain
disebabkan kondisi biologis seseorang berbeda satu dengan yang lain.
Krech & Crutchfield merumuskan dalil : “persepsi bersifat selektif secara
fungsional” artinya: objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi individu
merupakan objek-objek yang memenuhi tujuan individu tersebut -à dipengaruhi oleh : 1) kebutuhan; 2) suasana mental;
3) suasana emosional; 4) latar belakang budaya; 5) kerangka rujukan
(frame of reference) seseorang.
b. Faktor struktural : hal-hal yang berasal dari sifat stimuli fisik dan
efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf kita.-à ada organisasi dalam persepsi yaitu menurut
prinsip: 1) kedekatan; 2) kesamaan; 3) kelengkapan
4. Perhatian
Proses persepsi sangat dipengaruhi oleh perhatian (attention) kita . Perhatian
ialah proses mental ketika stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat
stimuli lain melemah. Kita memilih stimuli mana yang ingin kita lihat atau
dengar à ada
perhatian yang selektif. Faktor-faktor yang memp[engaruhi perhatian: 1) faktor
situasional; : a) gerakan; b) kotras; c) intensitas stimuli; d) novelty; e)
pengulangan; 2) Faktor internal : a) faktor biologis; b) faktor
sosiopsikologis
Memori dan Berpikir
1. Memori
Memori adalah kemampuan merekam, menyimpan, merekam, dan memanggil kembali
informasi, jika diperlukan.
Menurut Schlessinger dan Groves, memori adalah system yang sangat
berstruktur, yang menyebabkan organism sanggup merekam fakta tentang dunia dan
menggunakan pengetahuannya untuk membimbing pertilakunya
Memori memegang peranan penting dalam proses persepsi dan berpikir.
Tiga teori yang membahas bekerjanya memori:
1) Teori aus (disuse theory): memori hilang atau memudar karena waktu,
seperti otot; memori kita baru kuat bila dilatih terus menerus
2) Teori interferensi : rekaman memori yang berikut akan menghapus atau
mengaburkan memori yang tersimpan sebelumnya
3) Teori pengolahan informasi : informasi mula-mula disimpan di sensory storage
(gudangindrawi), lalu ke short- term memory (memori jangka pendek) , lalu
dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (memori
jangka panjang).
Dalam komunikasi manusia selalu melakukan seleksi’ Ada 3 macam proses seleksi
yaitu : a) selective attention; b) selective perception; c) selective memory.
2. Berpikir
Berpikir adalah penggunaan persepsi, kombinasi mental, dan penayajian internal
tentang simbol, objek atau konsep. Berpikir adalah setiap perilaku yang
menggunakan ide.
Dua macam berpikir : a) berpikir autistik (melamun, berfantasi, menghsysl)
b) berpikir realistik (berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan
dunia nyata) : 1) berpikir deduktif; 2) berpikir induktif; 3) berpikir
evaluatif
Fungsi berpikir adalah untuk memahami realitas dalam rangka: a) pembuatan
keputusan, (decision making); b) memecahkan masalah (problem solving); c)
menghasilkan yang baru (creativity)
a) pembuatan keputusan, (decision making); dipengaruhi oleh factor
personal yaotu : kognisi (pengetahuan yang dimiliki); motif; sikap.
b) pemecahkan masalah (problem solving);à diperlukan
kemampuan untuk:
c) berpikir kreatif -à berpikir
dengan cara analogis, mampu melihat berbagai hubungan yang tidak terlihat oleh
orang lain.
Ciri-ciri orang kreatif men. Jalaludin Rakhmat: 1) kecerdasan di atas
rata-rata, mampu melahirkan gagasan-gagasan baru, fleksibilitas kognitif; 2)
sikap terbuka, minatnya beragam dan luas; 3) sikap bebas, otonom, percaya diri
sendiri..
Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri :
Konsep diri adalah pikiran dan keyakinan seseorang mengenai dirinya sendiri.
Konsep diri adalah persepsi yang bersifat fisik, sosial, dan psikologis,
mengenai diri kita, yang didapat dari pengalaman dan interaksi kita dengan
orang lain (William D Brooks)
2. Sumber-sumber Konsep Diri :
a) self esteem (harga diri); b) social evaluation (penilaian sosial)
3. Teori Konsep Diri :
a) Comparison theory (teori perbandingan sosial) : ada empat prinsip
dasar yaitu :
- Setiap orang memiliki keyakinan tertentu
- Penting bagi keyakinan kita untuk menjadi benar
- Beberapa keyakinan lebih sulit dibuktikan disbanding dengan yang lain
- Ketika anggota dari kelompok rujukan salin tidak setuju tentang sesuatu hal,
mereka akan berkomunikasi hingga konflik tersebut terselesaikan
b) Persepsi diri
- Self attribution (atrbusi diri)
- Overjustification (pembenaran yang berlebih)
4. Hubungan antara Konsep Diri dan Komunikasi
- Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan
konsep dirinya-à Jalaludin
Rakhmat menyebut sebagai “nubuat yang dipenuhi sendiri”
- Oleh karena konsep diri berpengaruh terhadap perilaku maka konsep diri
berhubungan erat dengan komunikasi.
- Terdapat dua konsep diri, yaitu : konsep diri positif dan konsep diri negatif
à mempengaruhi keberhasilan
komunikasi interpersonal seseorang
Kognisi Sosial tentang Diri
1. Pengertian Kognisi sosial tentang Diri dan Pengembangan Diri
- Seseorang bisa menjadi objek pikirannya sendiri à inilah kognisi sosial
- Pengembangan diri (self development) : terjadi ketika mengembangkan,
memodifikasi, dan menyaring identitas personal dan pemahaman tentang diri
sendiri “diri” kita dan konsep kita tentang diri kita sendiri.
- Pengembangan diri terbentuk dari interaksi dengan orang-orang terdekat kita
di masa kanak-kanak à significant
others (menjadi role models( -à dalam
perkembangannya meliputi semua orang yang mempengaruhi perilaku, pikiran,
dan perasaan kita à disebut
generalized others.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan diri seseorang : :
a. Self awareness (kesadaran diri) : menunjukkan tingkat atau
derajat kita mengetahui diri sendiri. Memahami bagaimana konsep diri kita
berkembang adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran diri.
Kesadaran diri dijelaskan melalui model Johari Window à menjelaskan bahwa diri manusia terbagi atas empat
bagian atau sel /quadrant.
b. Self schemata (skema-Diri) adalah seperangkat susunan self generalizations
(hal-hal yang umum) dari diri seseorang yang didapat dari penilaian yang
dilakukan sendiri atau orang lain.
2. Self Motivation (Motivasi Diri) à dapat
dilihat dari tiga hal yaitu : a) self consistency (konsistensi diri); b) self
enchancement (peningkatan diri) ; c) self control.
Mengenai psikologi dan kaitannya dengan psikologi komunikasi, mengenai Konsep Diri (Self Cocept), Kognisi Sosial tentang Diri, dan mengenai Persepsi tentang Orang dan Atribusi. Perubahan Sikap.
Pengertian Sikap
Adalah : posisi yang diambil dan dihayati seseorang terhadap benda, masalah
atau lembaga. Beberapa sikap bersifat abstrak, impersonal, sikap terhadap[
orang lain. (Soekaji, Sutarlinah).
Adalah sbuah reaksi evaluative (suatu penilaian mengenai kesukaan dan
ketidaksukaan seseorang( terhadap orang, peristiwa atau aspek lain dalam lingkungannya
(Weber) ‘’> sebagai suatu evaluasi terhadap hal yang sudah dialami, posisi
sikap tidak netral mengenai suatu objekà sikap akan selalu
positif (bagus, setuju) dan negative (buruk, tidak setuju).--> dari
intensitasnya: rendah, sedang, banyak.
Model-model yang Menjelaskan Sikap
1. Model Satu Dimensi (One Dimensional Model) : menjelaskan sikap secara
langsung; suka atau tidak suka terhadap objek tertentu.
2. Model Tiga Komponen (Three Component Model):-- jangkauannya lebih luas
berdasar pengalaman psikologisà sikap menyangkut tiga
hal : a) pengelaman kognitif; b) pengalaman afektif (emosi); c) perilaku
(pilihan dan tindakan).
Aspek-aspek Sikap
1) Kognitif; 2) afektif; 3) konatif.
Pengukuran Sikap
1. Skala Thurstone : mengembangkan serangkain pernyataan tentang sikap objek.
Setiap pernyataan disusun ke dalam urutan numeric menurut skala positif –
negatof ( dari 1 – 10 ) à poin 1 menunjukkan
sikap yang sangat positif, dan poin 10 menunjukkan sikap yang sangat negative.
2. Skala Likert ; dari beberapa pernyataan sikap, responden diminta memilih
satu angka dari skala setuju sampai tidak setuju . Jumlah
dari angka yang dipilih menunjukkan sikap responden terhadap hal dimaksud
: amat setuju 1 2 3 4 5 amat tidak
setuju
3. Skala Semantik Diferensial : sikap orang terhadap suatu objek dapat
diketahui jika kita mengetahui konotasi (arti psikologis) dari kata yang
melambangkan objek sikap. Mis.: member nilai pada iklan sabun cuci (dterjen) :
Baik 1 2 3 4 5 Buruk
Sehat 1 2 3 4 5 tidak sehat
Setelah memberikan nilai atau poin, kita lalu menghubungkan angka-angka
itu yang nantinya akan terlihat satu pola penilaian yang berbeda dari satu
responden ke responden yang lain. Kemudian dijumlahkan dan diberi nilai rata-rata.
Pembentukan Sikap,
1) Pendekatan belajar (learning approach) à sikap dibentuk melalui proses
pembelajaran, suatu proses dimana pengalaman dan praktik menghasilkan perilaku
yang relative sama atau tetap . tiga proses pembelajaran : a) melalui asosiasi;
b) peneguhan; c) belajar social
2) Pendekayan konsistensi kognitif (cognitive consistency)
3) Pendekatan motivasional
Keterkaitan antara Sikap dan Perilaku:
1) Sikap yang diekspresikan oleh seseorang tidak selalu bisa memperkirakan
perilaku yang terkait
2) Sikap dapat sesuai dengan perilaku
Perilaku dapat Mempegaruhi Sikap:
a) Metode foot-in-the door effect: b) metode the low-ball technique;
Perubahan Sikap
Penelitian dari Universitas Yale setelah PD II menemukan bahwa perubahan
sikap merupakan hasil dari komunikasi persuasif. Berubahnya sikap
merupakan akibat langsung dari bujukan (persuasi) yaitu bentuk pengaruh
social yang bertujuan mengubah keyakinan, perasaan, perilaku seseorang.
Efektivitas persuasive ditentukan oleh kualitas : a) sumber; b) isi pesan; 3)
audience (khalayak, penerima pesan).
I. Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif,
dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita pada orang lain maka makin
besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengannya.
Proses umum dari atraksi interpersonal adalah:
a) Afilisiasi : artinya berteman, bergabung dengan orang lain; à alasannya: ada tiga, yaitu: 1)
mendapatkan imbalan social (social rewards); 2) mengurangi rasa takut (misery
loves company); 3) pembandingan social à untuk mendukung
sesuatu hal yang kita persayai, kita membandingkan dengan orang lain agar
mendapatkan validasi.--> dalam keadaan takut akan sangat membantu kita bila
bergabung dengan orag lain, namun akan lebih penting apabila orang lain
tersebut juga merasa takut.
b) Variasi-variasi dalam afiliasi: kbutuhan afiliasi berkaitan dengan 1) urutan
kelahiran; 2) informasi; 3) attachment à pada bayi adalah keinginan akan adanya
kontak fisik dan akses sosial terhadap pemberi kasih sayang (ibu).
Daya Tarik (atraksi)à untuk berafiliasi
dengan orang lain, kebanyakan kita cenderung memilih dengan orang yang memiliki
daya tarik untuk kita (atraksi interpersonal) à bukan hanya keinginan untuk
berafiliasi.
Model daya tarik mnurut Weber: a) model imbalan Homan : manusia lebih tertarik
pada hal yang menjanjikan dalam hubungan itu, yaitu imbalan atau keuntungan
(lebih besar keuntungannya dari pengorbanannya); b) hukum ketertarikan Byrne :
semakin kuat usaha-usaha yang dilakukan untuk mendapat imbalan dari seseorang,
kita akan merasa semakin tertarik à ada suatu proses; 3)
model tahapan Mursteins (model tiga tahapan): a) tahap stimulus (kontak
pertama/awal); b) tahap nilai : mengetahui apakah sikap dan nilai yang kita
miliki sama dengan orang tersebut; 3) tahapan peran : membangun peran saling
mengisi, saling mempenagruhi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal (men. Jalaluddin
Rakhmat):
a) Faktor personal : 1) kesamaan karakteristik persona (nilai-nilai, sikap,
keyakinan, status social ekonomi, agama, ideologi) ; 2) tekanan emosional
(cemas, stress); 3) harga diri yang rendah (penampilan fisik kurang menarik);
4) isolasi social.
b) Faktor situasional : 1) daya tarik fisik; 2) ganjaran (reward); 3)
familiarity; 4) kedekatan (proximity) dan closenesss; 5) kemampuan (competence)
Atraksi Interpersonal dan Komunikasi
II. Hubungan Interpersonal : à semakin baik hubungan
interpersonal, semakin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, semakin
cermat persepsinya terhadap orang lain dan persepsi dirinya sehingga semakin
efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
Jenis-jenis Hubungan Interpersonal :
1) Berdarakan jumlah inidvidu yang terlibat (hubungan diad dan hubungan triad)à hubngan diad adalah hubungan antara dua
individu; hubungan triad adalah hubungan antara tiga orang.
2) Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai (hubngan tugas dan hubungan social)
3) Berdasarkan jangka waktu (hubngan jangka pendek dan hubungan jangka panjang)
4) Berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman (hubungan biasa dan hubungan
akrab/intim)
Perkembangan hubungan Interpersonal: tahap-tahapnya
1. Menurut Ruben : a) inisiasi; b) eksplorasi; c) intensifikasi; d)
formalisasi; e) redefinisi; f) deteriorasi
2. Menurut Jalaludin Rakhmat : a) pembentukan hubungan interpersonal; b)
peneguhan hubungan interpersonal; c) pemtuusan hubungan interpersonal (terjadi
karena konflik; kompetisi, dominasi, kegagalan, provokasi, perbedaan nilai)
Pola-pola Relasional : ada 4 pola (men. Ruben):
1) Soportif dan defensif; 2) tergantung dan tidak tergantung; 3) progresif dan
regresif; 4) self fulfilling dan self defeating prophecies
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pola Hubungan Inter-personal : men Ruben:
1) Tingkat hubungan dan konteks
2) Kebutuhan inter-personal dan gaya komunikasi
3) Kekuasaan
4) Konflik
Men. Jalaluddin Rakhmat :
1) Percaya à menimbulkan pengertian->
membukan saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan
informasi, serta memperluas peluang komunikan mencapai maksudnya.
2) Sikap suportif
3) Sikap terbuka.
Pertama-tama mari kita pelajari Sistem Komunikasi Massa dan Khalayak.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media
massa pada sejumlah orangà peran media massa
sebagai penyampai pesan dan sekaligus sumber informasi bagi penerima pesan
(khalayak).
Pengerttian komunikasi massa men. Jalaluddin Rakhmat: jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui
media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama diterima secara serentak
dan sesaat.
Agar pesan dapat dipahami secara benar sesuai dengam maksud komunikator para
ahli sepakat adanya proses yang harus dilalui sebelum media massa disampaikan
dan diterima khalayak.
1. Sistem Komunikasi Massa:
Menurut De Fleur dan Dennis terdapat lima tahap yang membentuk komunikasi
massa, yaitu: a) pesan komunikasi diformulasikan oleh komunikator-komunikator
professional (wartawan, editor, produser, sutradara, pemusik, dsb.) yang
tidak mengenal khalayak satu per satu; b) pesan komunikasi dikirimkan melalui
cara yang relatif cepat dan berkelanjutan melalui pengguna media; c) pesan
mencapai khalayak yang besar dan beragam yang memilih media dengan cara selektif
2. Perbedaan Komunikasi Massa dan Komunikasi Tatap Muka:
- Komunikasi tatap muka: umpan balik (feedback) langsung; komunikasi dua
arah; lebih akurat bisa langsung dikoreksi apabila ada kesalahan
- Komunikasi massa : umpan balik tertunda (delayed feedback), tidak langsung;
aktivitas satu arah; bersifat terbuka; kemungkinan terjadi kesalahan mekanik,
sulit diramalkan; kurang akurat karena banyak sumber gangguan gangguan;
mempunyai publik yang tersebar secara geografis.
Konsekuensi memiliki khalayak luas dan beragam : komunikator/pengirim pesan
harus melandaskan diri pada asumsi-asumsi tertentu agar merasa yakin pesannya
bisa diterima atau dipahami masyarakat.
Pengaruh sosial dan kultural : sangat beragam dan rumità dampaknya terjadi ketidakserasian antar
aturan sosial dan budaya yang sangat berbeda.
3. Khalayak :
- Media seeking : menggunakan media karena tindakan konsumsi itu (membaca,
menonton, mendengar) lebih penting daripada isi
- Content seeking : menggunakan media karena isinya à perhatiannya lebih besar karena
benar-benar mencarinya
- Information seeking : mengkonsumsi media secara selektif/benar-benar memilih
berita yang sesuai untuk dirinya.
4. Pola penggunaan media oleh individuà dua pendekatan yaitu:
- Pendekatan kategori sosial (pendidikan, pendapatan, pekerjaan, jenis kelamin,
status perkawinan, ras dan etnik, agama)
- Pendekatan use and gratification: a) khalayak dianggap aktif; b) mengaitkan
pemilihan media pemuasan kebutuhan khalayak; c) media harus bersaing dengan
sumber-sumber lain; d) tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data
pengguna; e) penilaian tentang anti klultural dari media massa didasarkan pada
penelitian.
- Lima kebutuhan dalam penggunaan media men. Katz, Gureviteh dan HJaas: a)
kebutuhan kognitif; kebutuhan efektif; c) kebutuhan integrative; d) kebutuhan
untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman, dan dunia luar; e) kebutuhan
untuk melepaskan ketegangan.
- Kebutuhan dalam penggunaan media men. William McGuire: a) motif kognitif; b)
motif afektif.
Kedua, Efek Media terhadap Individu
1, Efek Kehadiran Media Massa secara Fisik: a) efek ekonomi; b) efek sosial; c) efek penjadwalan kembali d) efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu; e) efek pada perasaan orang terhadap media.2.Efek Pesan Media : a) efek Kognitif; b) efek afektif; c) efek behavioral
Ketiga, Media sebagai Agen Sosialisasi
Studi yang dilakukan menunjukkan media memiliki pengaruh terhadap individuà fakta menunjukkan individu-individu dalam masyarakat semakin banyak terkena terpaan media.
Kunjungi juga artikel terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar