![]() |
Gedung Pusat Multimedia Universitas Terbuka |
Produksi Media – Ilmu Komunikasi
MENGENAL MEDIA AUDIO VISUALPerkembangan
komunikasi ini sifatnya memutar, yang membedakan adalah teknologi yang
digunakan, bagaimana tidak jaman dahulu orang menggunakan modus oral/auditory dan visual. Perkembangan
medium audiovisual dari sejak terciptanya hingga ditemukannya teknologi layar
panel LCD sekarang ini, tak lepas dari kontribusi munculnya media perekam visual
yaitu kamera foto. mesin fotografi merekam gambar. Perbedaannya ialah jika
fotografi hanya merekam 1 frame gambar diam dalam satu detik, media audiovisual
merekam sekaligus runtutan gambar diam (25-30 frame per detik) sehingga jika
runtutan gambar tersebut dilihat berurut dan diproyeksikan dengan cepat maka
akan tampak sebagai gambar gerak atau gambar hidup. Mesin
perekam gambar semakin disempurnakan dengan teknologi listrik yang lebih
konstan dalam merekam dan memproyeksikan gambar sehingga tidak lagi 18 frame
per detik, namun sudah mampu merekam 25 frame per detik (PAL) dan 29 frame per
detik (NTSC) sehingga ilusi gambar lebih halus, tampak nyata, dan digabung
dengan ilustrasi musik untuk membangun suasana. Terminologi
audiovisual pada dasarnya merujuk
pada kombinasi antara audio (bunyi
atau rangkaian bunyi) dan visual
(penglihatan terhadap gambar yang bergerak atau moving pictures). Secara teknis media audiovisual adalah saluran
atau wahana yang mampu membawa secara simultan pesan dalam bentuk audio dan moving pictures. Sebagai salah satu bentuk media komunikasi massa,
media audiovisual yang paling populer adalah film dan televisi. Perkembangan
teknologi komunikasi dewasa ini telah membuat perdebatan mengenai keunggulan
dan kekurangan video dan film menjadi tidak relevan lagi. Teknologi telah membuat perkembangan film dan video
semakin mendekat dan tertintegrasi. High-definition
video (HDV) misalnya, mampu merekam gambar dengan kualitas yang hampir sama
dengan film, video. Atau, dilakukan proses produksi video, kemudian dilakukan
editing, dan setelah selesai disambung dan disinkronkan dengan film. Sementara
pada sejumlah film bioskop mutakhir, special
effects dibuat secara elektronik sebelum ditransfer ke film. Pembuatan special effects pada film bioskop dengan
menggunakan komputer mencakup proses digitalisasi film, yaitu memindai film
frame per frame dan mengkonversinya ke dalam pola pixels. Karena komputer besar mampu mengkonversi sebuah frame film
ke dalam suatu matriks yang terbentuk dari sekitar 4000 x 3000 pixels, maka gambar digital tersebut memiliki
ketajaman yang setara dengan film (Stinson, 2002: 11). Pengolahan secara digital pada proses pasca produksi juga semakin dirasakan penting, khususnya untuk tata suara pada film dan video. Perangkat lunak untuk pengolahan suara melalui komputer mampu menyediakan jumlah kanal suara yang sangat banyak, sehingga penggunaan multilayer sound tracks telah menjadi sesuatu yang lazim dalam produksi video. Jadi, meskipun film dan video menggunakan teknik produksi yang berbeda, keduanya “berbicara dalam bahasa audiovisual yang sama”. Jika kita mampu dengan baik menguasai bahasa ini maka kita akan mampu berkomunikasi dengan menggunakan medium film, video, maupun kombinasi dari keduanya. Konvergensi dan akselerasi perkembangan teknologi media audiovisual telah membawa sejumlah dampak yang signifikan dalam kehidupan kita. Pertama, telah terjadi perluasan ragam produksi program video. Mulai dari iklan yang hanya beberapa detik hingga stripping sinetron yang mencapai ratusan episode. Memanfaatkan modus distribusi televisi siaran, televisi kabel, televisi satelit, maupun internet. Direkam pada videotape dan cakram padat untuk ditonton di kantor, rumah, maupun sekolah. Diproduksi untuk tujuan serius seperti komersial, pendidikan, dan hiburan, namun juga untuk keperluan pribadi seperti dokumentasi peristiwa pernikahan, ulang tahun, perjalanan, dan sebagainya. Kedua, keluasan ragam produksi video ini akhirnya membawa konsekuensi pada meluasnya penggunaan video ke berbagai bidang dalam kehidupan kita, seperti misalnya, kedokteran, pendidikan, industri, penegakan hukum, dan sebagainya, persis seperti penggunaan komputer dewasa ini. era konvergensi dalam media audioviosualapa pengertian dan perbedaan Signal, Sign dan Simbol 1. ERA KONVERGENSI Perkembangan
teknologi komunikasi dewasa ini telah membuat perdebatan mengenai keunggulan
dan kekurangan video dan film menjadi tidak relevan lagi. Teknologi telah
membuat perkembangan film dan video semakin mendekat dan tertintegrasi.
High-definition video(HDV) misalnya, mampu merekam gambar dengan kualitas yang
hampir sama dengan film, sebaliknya filmpun mengakomodasi berbagai modus
perekaman gambar secara elektronik. Proses korvergensi ini telah melahirkan
medium visual-hybridantara format film dan video. Iklan televisi misalnya,
biasanya Produksi Medialdirekam dalam format film untuk kemudian ditransfer ke videotape, dan proses produksi selanjutnya sepenuhnya merupakan proses video. Atau, dilakukan proses produksi video, kemudian dilakukan editing, dan setelah selesai disambung dan disinkronkan dengan film. Sementara pada sejumlah film bioskop mutakhir, special effectsdibuat secara elektronik sebelum ditransfer ke film. Pembuatan special effectspada film bioskop dengan menggunakan komputer mencakup proses digitalisasi film, yaitu memindai film frame per frame dan mengkonversinya ke dalam pola pixels. Karena komputer besar mampu mengkonversi sebuah frame film ke dalam suatu matriks yang terbentuk dari sekitar 4000 x 3000 pixels, maka gambar digital tersebut memiliki ketajaman yang setara dengan film (Stinson, 2002: 11).Pengolahan secara digital pada proses pasca produksi juga semakin dirasakan penting, khususnya untuk tata suara pada film dan video. Perangkat lunak untuk pengolahan suara melalui komputer mampu menyediakan jumlah kanal suara yang sangat banyak, sehingga penggunaan multilayer sound trackstelah menjadi sesuatu yang lazim dalam produksi video. Jadi, meskipun film dan video menggunakan teknik produksi yang berbeda, keduanya “berbicara dalam bahasa audiovisual yang sama”. Jika kita mampu dengan baik menguasai bahasa ini maka kita akan mampu berkomunikasi dengan menggunakan medium film, video, maupun kombinasi dari keduanya.Konvergensi dan akselerasi perkembangan teknologi media audiovisual telah membawa sejumlah dampak yang signifikan dalam kehidupan kita. Pertama, telah terjadi perluasan ragam produksi program video. Mulai dari iklan yang hanya beberapa detik hingga stripping sinetron yang mencapai ratusan episode. Memanfaatkan modus distribusi televisi siaran, televisi kabel, televisi satelit, maupun internet. Direkam pada videotape dan cakram padat untuk ditonton di kantor, rumah, maupun sekolah. Diproduksi untuk tujuan serius seperti komersial, pendidikan, dan hiburan, namun juga untuk keperluan pribadi seperti dokumentasi peristiwa pernikahan, ulang tahun, perjalanan, dan sebagainya. Kedua, keluasan ragam produksi video ini akhirnya membawa konsekuensi pada meluasnya penggunaan video ke berbagai bidang dalam kehidupan kita, seperti misalnya, kedokteran, pendidikan, industri, penegakan hukum, dan sebagainya, persis seperti penggunaan komputer dewasa ini. 2.Yang bergerak Dibidang produksi,harus mengerti dengan baik apa pengertian dan perbedaan Signal, Sign dan Simbol Signal,adalah suatu produk atau brand sebuah sinyal dari sesuatu bila keduanya berhubungan,dan merupakan suatu tanda/terhubung. Sign,bila kedua-duanya, yaitu brand dan referent (apa yang digambarkan atau ditandakan) memiliki konteks kebudayaan yang sama. Symbol, bila objek dan referent (apa digambarkan atau ditandakan) tidak ada hubungan instrinsik (hakiki), tetapi lebih berkaitan dengan yang bersifat kiasan (metaphorically) atau berubah-ubah/mana suka (arbitratily 1. Flier 2.Brosur 3.Leaflet 4. Pamflet 1.FLIER,atau
ada yang menyebutnya selebaran/kertas satu lembar,menggunakan kertas A4 tanpa
dilipat.yang biasanya dicetak hanya pada satu sisi saja dan ada juga dicetak
dua sisi walaupun jarang.sebagai alat promosi. 2.BROSUR,yang
penerbitannya tidak berkala,biasanya kalau lebih dari satu lembar akan
disatukan dengan stapler,dsb.brosur umumnya dicetak dua sisi dan ada yang
dilipat ada yang tidak. 3.LEAFLET, merupakan sarana publikasi singkat yang berbentuk
selebaran kertas dan berukuran kecil. Biasanya selebaran kertas ini berisikan
informasi suatu hal yang perlu disebarkan kepada khalayak ramai. Pada umumnya leaflet
terdiri dari 200 sampai 400 karakter atau huruf yang ditata dan disertai gambar
untuk mendukung isi leaflet tersebut. Berikut fungsi leaflet. -Sarana Promosi -Sarana Informatif -Sarana Identifikasi
4.PAMFLET,dapat juga disebut selebaran, sebaran, risalah, tebaran, tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak, tanpa penyampulan maupun penjilidan, yang dicantumkan pada selembar kertas di satu sisi atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga, atau bahkan seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil. Pamflet dapat pula terdiri dari beberapa lembar kertas yang dilipat atau disatukan secara sederhana sehingga menjadi sebuah buku kecil. tugas utama manajer produksi Sudut pandang kamera sangat menentukan hasil produksi sehingga dibutuhkan kameraman yang handal. Apa saja sudut kamera yang seharusnya diketahui oleh seorang kameraman. 1.MANAJER
PRODUKSI,tugasnya yaitu (saroengallo, 2008:97) mengoordinasi,menyediakan
fasilitas,dan mengawasi jalannya produksi ,setelah itu membuat lembar
bedah,scenario dan jadwal awal syuting,sekaligus menyusun dan mengawasi
anggaran,juga termasuk diantaranya tawar-menawar upah kerja dengan kru,tawar
menawar biaya pengadaan peralatan,secara jeli dan rinci mengawasi arus
pengeluaran harian,di sisi lain juga menjadi supervisor pemilihan
lokasi,terlibat aktif memantau pengambilan keputusan kreatif harian,melakukan
perubahan jadwal (jika memang diperlukan) mengatur semua urusan logistik untuk
syuting (peranti kerja,alat pendukung pengambilan gambar ,dan sebagainya),
mengatur penginapan dan konsumsi,tak lupa juga mengurus asuransi produksi dan
kru yang dibutuhkan.menjamin pelaksanaan sewa-menyewa sesuai kesepakatan,ikut
menguasai jalannya produksi dan harus tanggap dengan rencana produksi yang
selanjutnya,dan yang terakhir yaitu membuat laporan produksi harian yang mencerminkan
status keuangan/pengeluaran pembuatan film. Di sisi lain aspek
estetika dan bisnis harus dikuasainya berkenaan dengan aspek
manjerial,pengelolaan ego ( ini merupakan interpersonal skill) karena produser
harus berurusan dengan sejumlah orang kreatif yang pasti punya cara kerja yang
berbeda-beda,dan harus ketemu dan kerja bersama untuk waktu yang lama).dan
kemampuan memahami psikologi orang mutlak dibutuhkan disini,meski produser pada
pelaksanaan produksi banyak yang membantu namun produser harus punya gambaran
besarnya. 2.SUDUT PANDANG KAMERA
(CAMERA ANGLE) Camera ngle dipahami
sebagai teknik pengambilan gambar dari sudut pandang tertentu untuk mengekspos
aksi subjek,menentukan camera angle tidaklah semudah menata interior
ruangan,lebih dari itu menentukan angle ini perlu digambarkan kemungkinan dan
efek tampilan gambar yang dihasilkan dengan menggunakan peta ruang produksi
tampak atas atau biasa disebut follr plan,termasuk didalamnya menentukan di
mana blocking dan pergerakan kamera pada derajat ketinggian seberapa,kemudian
menetapkan letak tata lampu pendukung adegan,disesuaikan pula dengan konstruksi
set artistic dan blocking subjek,berikut ii kita bahas camera dikelompokkan
dalam level ketinggian. a.HIGH ANGLE,TOP
ANGLE,BIRD EYE VIEW,high angle yaitu merekam gambar dari sudut atas
subjek,sehingga bagian atas subjek lebih terekpos.demikian halnya dengan bird
eye view.namun secara sederhana perbedaan dari kedua teknik pengambilan gambar
dari angle atas tersebut terletak pada point of view camera.high angle
sederhana disbanding bird eye view.bird eye viewdilihat lebih drmatis dan
berkesan dinamis,seperti penglihatan seekor burung dari atas .sedangkan top
angle merupakan teknik pengambilan gambar tepat dari sudutatas subjek,seperti
peta,hasil gambar lebih dramatis dan menimbulkan misteri kamera hanya
gerak-gerik subjek saja yang tampak. b.EYE LEVEL, PROFIL
SHOT,eye level dipahami sebagai standar pengambilan gambar dalam ketinggian
sedang ,kurang lebih sejajar dengan tinggi kita.maka gambar yang dihasilkan
datar dan cenderung monoton bila dieksekusi tanpa variasi lain. Banyak juga sutradara
yang menemukan variasi atau kekhasannya sendiri dalam mengeksekusi gambar eye
level.salah satu contohnya pengambilan gambar eye leve namun sedikit miring
dengan derajat tertentu tripod transition sehingga gambar terkesan lebih
imajinatif dan menemukan unsure ketegangan. c.LOW ANGLE,FROG EYE
LEVEL, kebalikan dari high angle yang mengambil gambar dari sudut atas,low
angle melakukan pengambilan gambar dari sudut bawah ,sama seperti high angle
dan eye level,low angle hanya sebagai patokan penempatan kamera dengan level
ketinggian setinggi lutut hingga lebih bawah lagi. Dalam level low angle
terdapat pula istilah baru seperti frog eye level di mana letak kamera setinggi
kaki,hal ini juga merupakan salah satu contoh penerjemahan konsep level low
angle.tidak mustahil akan muncul lagi beberapa istilah selain frog eye
level,namun yang terpenting isntruksi ini dipahami bersama oleh setiap kru
produksi utamanya sutradara,dirictor of photography dan cameraperson.istilah
lain yang perlu dipahami berkaitan dengan komposisi framing ,pergerakan kamera
maupun camera angle antara lain adalah : d.OVER
SHOULDER,mengambil aksi atau interkasi subjek dari sudut belakang/punggung bahu
salah satu subjek ,shot ini menjadi alternative pengambilan gambar two shot
subjek yang sedang berdialog,langkah pengambilan gambar dengan over shoulder
lebih tidak terkesan mengambil gambar frontal sehingga tampak seperti
reportase. e.WALKING SHOT,FAST
ROAD EFFECT,walking shot adalah komosisi gambar di mana meletakkan subjek lebih
berat di sebelah kiri atau kanan berlawanan dengan arah geraknya ,efek dari
follow shot di mana kamera mengikuti langkah subjek bergerak,fast road effect
adalah efek dimana kamera secara cepat merekam gerak subjek sehingga
memunculkan efek blur atau tidak focus dan seolah berjalan cepat sekali,contoh
yaitu mengambil balapan mobil dimana kamera mengikuti jalannya satu mobil saja. f.ARTIFICIAL SHOT,pada
prisnsipnya artificial shot dimaksudkan untuk lebih memperindah shot sehingga
lebih bernuansa estetis,arifficial shot biasanya digunakan untuk pengambilan
gambar adegan di alam terbuka,misalnya di hutan atau gunung,dengan member aksen
dedauan atau rumput di depan lensa kamera lalu mungjin dikombinasi dengan
travelling shot untuk mengesankan dinamis. g.REFLECTION SHOT,shot
dengan komposisi gambar subjek duduk atau berdiri di depan cermin sambil
melakukan aksinya,dengan angle pengambilan gambar mengarah ke cermin,namun
disini juga yang perlu diperhatikan adalah bayangan kamera dan kru lain yang
berada di belakang subjek yang memungkinkan terekam kamera selain itu yang
perlu diperhatikan adalah lintasan gerak kamera. h.TRIPOD
TRANSITION,pergerakan kamera on tripod dengan framing yang terbatas namun
dengan area yang luas,lebih luas dari framing lensa sehingga camera secara
aktif mencari kedudukan dari subjek,dengan melakukan panning atau titling yang
cepat langsung mengarah pada subjek yang dimaksud. i.BACK LIGHT
SHOT,pengambilan gambar dilakukan di mana posisi kedudukan kamera berhadapan
secara frontal dengan sumber cahaya di depannya ,sehingga memungkinkan talent
yang ada diantara posisi kamera dan sumber terekam siluet. j.SINGLE SHOT ,2
SHOT,GROUP SHOT,single shot adalah pengambilan gambar dengan objek gambar hanya
seorang subjek saja,msedangkan two shot yaitu pengambilan gambar dengan objek
gambar 2 orang subjek,dan disebut group shot jika kamera merekam objek gambar
yang terdiri dari sekelompok orang. k.FOLLOW SHOT,shot yang
dihasilkan dari pergerakan kamaera video baik dengan body ataupun di atas
penopangnya sehingga memungkinkan kamera mengambil gambar mengikuti pergerakan
subjek. l.ESTABLISHING
SHOT,shot yang menggambarkan/menjelaskan latar peristiwa,sehingga penonton
memahami adegan tersebut berlangsung di mana.shot ini untuk membantu penonton
mengidentifikasi ruang dan waktu dari peristiwa. M.ZOOMING,zooming
badalah efek dari pergerakan lensa objektif di dalam kamera sehingga
menghasilkan komposisi gambar yang padat/dekat hingga logger/jauh dengan
fasilitas zoom ini kamera memungkinkan mengambil fram padat meskipun letak
kamera relative jauh dari subjeknya. n.HEAD ROOM,ruang jeda
semu yang berada diatas subjek,head room inipenting untuk membuat gambar lebih
bagus dilihat,coba bayangkan saja bila gambar tak member jeda sedikitpun untuk
head room,maka gambar terkesan kurang leluasa/longgar,ini akan berpengaruh juga
pada penonton. o.BLUR,seperti arti
harfiahnya,blur adalah efek hasil perekaman gambar sehingga tampak seperti
tidak focus dan subjek tampak buram,efek blur ini bisa dihasilkan saat
perekaman gambar oleh kamera atau juga bisa direkayasa pada tahap paska
produksi-editing. p.FADING,istilah fading
digunakan untuk menyebut tampilan gambar yang muncul (fade in) atau menghilang
(fade out) secara perlahan dari layar.salah satu fungsinya yaitu member batasan
ruang waktu.artinya ketika gambar fade out dari layar kemudian fade in dan
sudah berganti gambar,cerita,nuansa dan tempo alur,maka fading tersebut
berfungsi sebagai pengakhir babak atau peringkas waktu untuk menghilangkan
adegan yang tidak perlu.sebagai contoh,adegan kejar-kejaran antara pencuri
dengan polisi dimana sempat terjadi ketegangan baku tembak dan akhirnya si
pelaku berganti,berada di kantor polisi di mana pencuri sudah dalam keadaan
diborgol dan babak-belur disini berate bahwa sutradara menghilangkan adegan
pencuri yang dibawa ke kantor polisi,namun alur ceirta tidak rusak adegan
pencuri dibawa ke kantor polisi dirasa tidak perlu ditampilkan oleh
sutradara,karena hanya akan menurunkan mood penonton mengikuti alur film. Q,WHITE BALANCE,satu
hal penting yang perlu diketahui seorang camera operator yaitu white
balance,adalah standarisasi warna akibat intensitas cahaya yang tertangkap
lensa camera,white balance ini diperlukan karena adanya kemungkinan perbedaan
pewarnaan penangkapan cahaya pada kamera saat pengambilan gambar dilakukan di
dalam maupun di luar ruangan. R.GARIS IMAJINER,garis
hayal pengambilan gambar sebagai batas arah pandang kamera untuk menjaga
konsistensi posisi subjek antara frame,jika garis ini dilanggar .maka sangat
mungkin bilka penonton akan menjadi bingung karena pengambilan gambar dilakukan
dari reverse angle/arah sebaliknya contohnya yaitu pengambilan gambar two shot
2 orang yang sedang melakukan dialog.ketika shot pertama kita bisa mengambil
angle over shoulder melakukan dialog,ketika shot pertama kita mengambil angle
over dari angle si A dari si B kemudian disambung dengan over shoulder dari
angle si A. s.KONTINUITAS GAMBAR
DALAM FILM,sering kali ketika masa produksi bergulir,di mana proses pengambilan
gambar telah dilakukan lengkap dengan segala stock shot,ternyata ketika masuk
proses edit kelengkapan aksi dari adegan aksi tidak wajar/janggal hal seperti
ini berarti gambar yang dihasilkan tidak kontinu/runtut.hal ini dimungkinkan
terjadi karena konsep produksi gambar yang dilaksanakan sekenanya saja tidak
memperhatikan detail adegan aksi demi aksi,ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dan dapat dijadikan tips yang berguna. Film merupakan
rangkaian peristiwa yang mengalir,maka gambar yang dihasilkan juga harus
memiiki sifat mengalir terfokus pada jalinan cerita dan tentunya kualitas
gambar yang prima dan memiliki dramataik untuk mengunci perhatian
penonton,dengan demikian kitaharus memiliki konsep edit yang jelas ,artinya
memahami bahwa hasil perekaman gambar tersebut nantinya akan disusun sehingga
membentuk bangunan cerita,beberapa teknisnya antara lain. 1.menonjolkan persamaan
warna,bentuk maupun hal dominan lainnya dalam adegan. 2.menonjolkan penyatuan
gerak antar adegan 3.komposisi framing
cerita 4.merekam aksi subjek pada titik kuat atau point of interest. Kunjungi Juga : #produksimedia #media #prodi #ilmukomunikasi #universitasterbuka #utsurabaya #disporseni #mahasiswa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar