Sabtu, 04 Januari 2025

Produksi Media

Gedung Pusat Multimedia Universitas Terbuka


 

Produksi Media – Ilmu Komunikasi

MENGENAL MEDIA AUDIO VISUAL

Perkembangan komunikasi ini sifatnya memutar, yang membedakan adalah teknologi yang digunakan, bagaimana tidak jaman dahulu orang menggunakan modus oral/auditory dan visual.

Perkembangan medium audiovisual dari sejak terciptanya hingga ditemukannya teknologi layar panel LCD sekarang ini, tak lepas dari kontribusi munculnya media perekam visual yaitu kamera foto. mesin fotografi merekam gambar. Perbedaannya ialah jika fotografi hanya merekam 1 frame gambar diam dalam satu detik, media audiovisual merekam sekaligus runtutan gambar diam (25-30 frame per detik) sehingga jika runtutan gambar tersebut dilihat berurut dan diproyeksikan dengan cepat maka akan tampak sebagai gambar gerak atau gambar hidup.

Mesin perekam gambar semakin disempurnakan dengan teknologi listrik yang lebih konstan dalam merekam dan memproyeksikan gambar sehingga tidak lagi 18 frame per detik, namun sudah mampu merekam 25 frame per detik (PAL) dan 29 frame per detik (NTSC) sehingga ilusi gambar lebih halus, tampak nyata, dan digabung dengan ilustrasi musik untuk membangun suasana.

Terminologi audiovisual pada dasarnya merujuk pada kombinasi antara audio (bunyi atau rangkaian bunyi) dan visual (penglihatan terhadap gambar yang bergerak atau moving pictures). Secara teknis media audiovisual adalah saluran atau wahana yang mampu membawa secara simultan pesan dalam bentuk audio dan moving pictures. Sebagai salah satu bentuk media komunikasi massa, media audiovisual yang paling populer adalah film dan televisi.

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini telah membuat perdebatan mengenai keunggulan dan kekurangan video dan film menjadi tidak relevan lagi. Teknologi telah membuat perkembangan film dan video semakin mendekat dan tertintegrasi. High-definition video (HDV) misalnya, mampu merekam gambar dengan kualitas yang hampir sama dengan film, video. Atau, dilakukan proses produksi video, kemudian dilakukan editing, dan setelah selesai disambung dan disinkronkan dengan film. Sementara pada sejumlah film bioskop mutakhir, special effects dibuat secara elektronik sebelum ditransfer ke film. Pembuatan special effects pada film bioskop dengan menggunakan komputer mencakup proses digitalisasi film, yaitu memindai film frame per frame dan mengkonversinya ke dalam pola pixels. Karena komputer besar mampu mengkonversi sebuah frame film ke dalam suatu matriks yang terbentuk dari sekitar 4000 x 3000 pixels, maka gambar digital tersebut memiliki ketajaman yang setara dengan film (Stinson, 2002: 11).

Pengolahan secara digital pada proses pasca produksi juga semakin dirasakan penting, khususnya untuk tata suara pada film dan video. Perangkat lunak untuk pengolahan suara melalui komputer mampu menyediakan jumlah kanal suara yang sangat banyak, sehingga penggunaan multilayer sound tracks telah menjadi sesuatu yang lazim dalam produksi video. Jadi, meskipun film dan video menggunakan teknik produksi yang berbeda, keduanya “berbicara dalam bahasa audiovisual yang sama”. Jika kita mampu dengan baik menguasai bahasa ini maka kita akan mampu berkomunikasi dengan menggunakan medium film, video, maupun kombinasi dari keduanya.



Konvergensi dan akselerasi perkembangan teknologi media audiovisual telah membawa sejumlah dampak yang signifikan dalam kehidupan kita. Pertama, telah terjadi perluasan ragam produksi program video. Mulai dari iklan yang hanya beberapa detik hingga stripping sinetron yang mencapai ratusan episode. Memanfaatkan modus distribusi televisi siaran, televisi kabel, televisi satelit, maupun internet. Direkam pada videotape dan cakram padat untuk ditonton di kantor, rumah, maupun sekolah. Diproduksi untuk tujuan serius seperti komersial, pendidikan, dan hiburan, namun juga untuk keperluan pribadi seperti dokumentasi peristiwa pernikahan, ulang tahun, perjalanan, dan sebagainya. Kedua, keluasan ragam produksi video ini akhirnya membawa konsekuensi pada meluasnya penggunaan video ke berbagai bidang dalam kehidupan kita, seperti misalnya, kedokteran, pendidikan, industri, penegakan hukum, dan sebagainya, persis seperti penggunaan komputer dewasa ini.

era konvergensi dalam media audioviosualapa 

pengertian dan perbedaan Signal, Sign dan Simbol

1.     ERA KONVERGENSI

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini telah membuat perdebatan mengenai keunggulan dan kekurangan video dan film menjadi tidak relevan lagi. Teknologi telah membuat perkembangan film dan video semakin mendekat dan tertintegrasi. High-definition video(HDV) misalnya, mampu merekam gambar dengan kualitas yang hampir sama dengan film, sebaliknya filmpun mengakomodasi berbagai modus perekaman gambar secara elektronik. Proses korvergensi ini telah melahirkan medium visual-hybridantara format film dan video. Iklan televisi misalnya, biasanya

Produksi Medialdirekam dalam format film untuk kemudian ditransfer ke videotape, dan proses produksi selanjutnya sepenuhnya merupakan proses video. Atau, dilakukan proses produksi video, kemudian dilakukan editing, dan setelah selesai disambung dan disinkronkan dengan film. Sementara pada sejumlah film bioskop mutakhir, special effectsdibuat secara elektronik sebelum ditransfer ke film. Pembuatan special effectspada film bioskop dengan menggunakan komputer mencakup proses digitalisasi film, yaitu memindai film frame per frame dan mengkonversinya ke dalam pola pixels. Karena komputer besar mampu mengkonversi sebuah frame film ke dalam suatu matriks yang terbentuk dari sekitar 4000 x 3000 pixels, maka gambar digital tersebut memiliki ketajaman yang setara dengan film (Stinson, 2002: 11).Pengolahan secara digital pada proses pasca produksi juga semakin dirasakan penting, khususnya untuk tata suara pada film dan video. Perangkat lunak untuk pengolahan suara melalui komputer mampu menyediakan jumlah kanal suara yang sangat banyak, sehingga penggunaan multilayer sound trackstelah menjadi sesuatu yang lazim dalam produksi video. Jadi, meskipun film dan video menggunakan teknik produksi yang berbeda, keduanya “berbicara dalam bahasa audiovisual yang sama”. Jika kita mampu dengan baik menguasai bahasa ini maka kita akan mampu berkomunikasi dengan menggunakan medium film, video, maupun kombinasi dari keduanya.Konvergensi dan akselerasi perkembangan teknologi media audiovisual telah membawa sejumlah dampak yang signifikan dalam kehidupan kita. Pertama, telah terjadi perluasan ragam produksi program video. Mulai dari iklan yang hanya beberapa detik hingga stripping sinetron yang mencapai ratusan episode. Memanfaatkan modus distribusi televisi siaran, televisi kabel, televisi satelit, maupun internet. Direkam pada videotape dan cakram padat untuk ditonton di kantor, rumah, maupun sekolah. Diproduksi untuk tujuan serius seperti komersial, pendidikan, dan hiburan, namun juga untuk keperluan pribadi seperti dokumentasi peristiwa pernikahan, ulang tahun, perjalanan, dan sebagainya. Kedua, keluasan ragam produksi video ini akhirnya membawa konsekuensi pada meluasnya penggunaan video ke berbagai bidang dalam kehidupan kita, seperti misalnya, kedokteran, pendidikan, industri, penegakan hukum, dan sebagainya, persis seperti penggunaan komputer dewasa ini.



2.Yang bergerak Dibidang produksi,harus mengerti dengan baik apa  pengertian dan perbedaan Signal, Sign dan Simbol 

Signal,adalah suatu produk atau brand sebuah sinyal dari sesuatu bila keduanya berhubungan,dan merupakan suatu tanda/terhubung. 

Sign,bila kedua-duanya, yaitu brand dan referent (apa yang digambarkan atau ditandakan) memiliki konteks kebudayaan yang sama. 

Symbol, bila objek dan referent (apa digambarkan atau ditandakan) tidak ada hubungan instrinsik (hakiki), tetapi lebih berkaitan dengan yang bersifat kiasan (metaphorically) atau berubah-ubah/mana suka (arbitratily

1. Flier 2.Brosur 3.Leaflet 4. Pamflet

1.FLIER,atau ada yang menyebutnya selebaran/kertas satu lembar,menggunakan kertas A4 tanpa dilipat.yang biasanya dicetak hanya pada satu sisi saja dan ada juga dicetak dua sisi walaupun jarang.sebagai alat promosi.

2.BROSUR,yang penerbitannya tidak berkala,biasanya kalau lebih dari satu lembar akan disatukan dengan stapler,dsb.brosur umumnya dicetak dua sisi dan ada yang dilipat ada yang tidak.

3.LEAFLET, merupakan sarana publikasi singkat yang berbentuk selebaran kertas dan berukuran kecil. Biasanya selebaran kertas ini berisikan informasi suatu hal yang perlu disebarkan kepada khalayak ramai. Pada umumnya leaflet terdiri dari 200 sampai 400 karakter atau huruf yang ditata dan disertai gambar untuk mendukung isi leaflet tersebut. Berikut fungsi leaflet.

-Sarana Promosi

-Sarana Informatif

-Sarana Identifikasi

 

4.PAMFLET,dapat juga disebut selebaran, sebaran, risalah, tebaran, tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak, tanpa penyampulan maupun penjilidan, yang dicantumkan pada selembar kertas di satu sisi atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga, atau bahkan seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil. Pamflet dapat pula terdiri dari beberapa lembar kertas yang dilipat atau disatukan secara sederhana sehingga menjadi sebuah buku kecil.

tugas utama manajer produksi Sudut pandang kamera sangat menentukan hasil produksi sehingga dibutuhkan kameraman yang handal. Apa saja sudut kamera yang seharusnya diketahui oleh seorang kameraman.

1.MANAJER PRODUKSI,tugasnya yaitu (saroengallo, 2008:97) mengoordinasi,menyediakan fasilitas,dan mengawasi jalannya produksi ,setelah itu membuat lembar bedah,scenario dan jadwal awal syuting,sekaligus menyusun dan mengawasi anggaran,juga termasuk diantaranya tawar-menawar upah kerja dengan kru,tawar menawar biaya pengadaan peralatan,secara jeli dan rinci mengawasi arus pengeluaran harian,di sisi lain juga menjadi supervisor pemilihan lokasi,terlibat aktif memantau pengambilan keputusan kreatif harian,melakukan perubahan jadwal (jika memang diperlukan) mengatur semua urusan logistik untuk syuting (peranti kerja,alat pendukung pengambilan gambar ,dan sebagainya), mengatur penginapan dan konsumsi,tak lupa juga mengurus asuransi produksi dan kru yang dibutuhkan.menjamin pelaksanaan sewa-menyewa sesuai kesepakatan,ikut menguasai jalannya produksi dan harus tanggap dengan rencana produksi yang selanjutnya,dan yang terakhir yaitu membuat laporan produksi harian yang mencerminkan status keuangan/pengeluaran pembuatan film.

Di sisi lain aspek estetika dan bisnis harus dikuasainya berkenaan dengan aspek manjerial,pengelolaan ego ( ini merupakan interpersonal skill) karena produser harus berurusan dengan sejumlah orang kreatif yang pasti punya cara kerja yang berbeda-beda,dan harus ketemu dan kerja bersama untuk waktu yang lama).dan kemampuan memahami psikologi orang mutlak dibutuhkan disini,meski produser pada pelaksanaan produksi banyak yang membantu namun produser harus punya gambaran besarnya.



2.SUDUT PANDANG KAMERA (CAMERA ANGLE)

Camera ngle dipahami sebagai teknik pengambilan gambar dari sudut pandang tertentu untuk mengekspos aksi subjek,menentukan camera angle tidaklah semudah menata interior ruangan,lebih dari itu menentukan angle ini perlu digambarkan kemungkinan dan efek tampilan gambar yang dihasilkan dengan menggunakan peta ruang produksi tampak atas atau biasa disebut follr plan,termasuk didalamnya menentukan di mana blocking dan pergerakan kamera pada derajat ketinggian seberapa,kemudian menetapkan letak tata lampu pendukung adegan,disesuaikan pula dengan konstruksi set artistic dan blocking subjek,berikut ii kita bahas camera dikelompokkan dalam level ketinggian.

a.HIGH ANGLE,TOP ANGLE,BIRD EYE VIEW,high angle yaitu merekam gambar dari sudut atas subjek,sehingga bagian atas subjek lebih terekpos.demikian halnya dengan bird eye view.namun secara sederhana perbedaan dari kedua teknik pengambilan gambar dari angle atas tersebut terletak pada point of view camera.high angle sederhana disbanding bird eye view.bird eye viewdilihat lebih drmatis dan berkesan dinamis,seperti penglihatan seekor burung dari atas .sedangkan top angle merupakan teknik pengambilan gambar tepat dari sudutatas subjek,seperti peta,hasil gambar lebih dramatis dan menimbulkan misteri kamera hanya gerak-gerik subjek saja yang tampak.

b.EYE LEVEL, PROFIL SHOT,eye level dipahami sebagai standar pengambilan gambar dalam ketinggian sedang ,kurang lebih sejajar dengan tinggi kita.maka gambar yang dihasilkan datar dan cenderung monoton bila dieksekusi tanpa variasi lain.

Banyak juga sutradara yang menemukan variasi atau kekhasannya sendiri dalam mengeksekusi gambar eye level.salah satu contohnya pengambilan gambar eye leve namun sedikit miring dengan derajat tertentu tripod transition sehingga gambar terkesan lebih imajinatif dan menemukan unsure ketegangan.

c.LOW ANGLE,FROG EYE LEVEL, kebalikan dari high angle yang mengambil gambar dari sudut atas,low angle melakukan pengambilan gambar dari sudut bawah ,sama seperti high angle dan eye level,low angle hanya sebagai patokan penempatan kamera dengan level ketinggian setinggi lutut hingga lebih bawah lagi.

Dalam level low angle terdapat pula istilah baru seperti frog eye level di mana letak kamera setinggi kaki,hal ini juga merupakan salah satu contoh penerjemahan konsep level low angle.tidak mustahil akan muncul lagi beberapa istilah selain frog eye level,namun yang terpenting isntruksi ini dipahami bersama oleh setiap kru produksi utamanya sutradara,dirictor of photography dan cameraperson.istilah lain yang perlu dipahami berkaitan dengan komposisi framing ,pergerakan kamera maupun camera angle antara lain adalah :

d.OVER SHOULDER,mengambil aksi atau interkasi subjek dari sudut belakang/punggung bahu salah satu subjek ,shot ini menjadi alternative pengambilan gambar two shot subjek yang sedang berdialog,langkah pengambilan gambar dengan over shoulder lebih tidak terkesan mengambil gambar frontal sehingga tampak seperti reportase.

e.WALKING SHOT,FAST ROAD EFFECT,walking shot adalah komosisi gambar di mana meletakkan subjek lebih berat di sebelah kiri atau kanan berlawanan dengan arah geraknya ,efek dari follow shot di mana kamera mengikuti langkah subjek bergerak,fast road effect adalah efek dimana kamera secara cepat merekam gerak subjek sehingga memunculkan efek blur atau tidak focus dan seolah berjalan cepat sekali,contoh yaitu mengambil balapan mobil dimana kamera mengikuti jalannya satu mobil saja.

f.ARTIFICIAL SHOT,pada prisnsipnya artificial shot dimaksudkan untuk lebih memperindah shot sehingga lebih bernuansa estetis,arifficial shot biasanya digunakan untuk pengambilan gambar adegan di alam terbuka,misalnya di hutan atau gunung,dengan member aksen dedauan atau rumput di depan lensa kamera lalu mungjin dikombinasi dengan travelling shot untuk mengesankan dinamis.

g.REFLECTION SHOT,shot dengan komposisi gambar subjek duduk atau berdiri di depan cermin sambil melakukan aksinya,dengan angle pengambilan gambar mengarah ke cermin,namun disini juga yang perlu diperhatikan adalah bayangan kamera dan kru lain yang berada di belakang subjek yang memungkinkan terekam kamera selain itu yang perlu diperhatikan adalah lintasan gerak kamera.

h.TRIPOD TRANSITION,pergerakan kamera on tripod dengan framing yang terbatas namun dengan area yang luas,lebih luas dari framing lensa sehingga camera secara aktif mencari kedudukan dari subjek,dengan melakukan panning atau titling yang cepat langsung mengarah pada subjek yang dimaksud.

i.BACK LIGHT SHOT,pengambilan gambar dilakukan di mana posisi kedudukan kamera berhadapan secara frontal dengan sumber cahaya di depannya ,sehingga memungkinkan talent yang ada diantara posisi kamera dan sumber terekam siluet.

j.SINGLE SHOT ,2 SHOT,GROUP SHOT,single shot adalah pengambilan gambar dengan objek gambar hanya seorang subjek saja,msedangkan two shot yaitu pengambilan gambar dengan objek gambar 2 orang subjek,dan disebut group shot jika kamera merekam objek gambar yang terdiri dari sekelompok orang.

k.FOLLOW SHOT,shot yang dihasilkan dari pergerakan kamaera video baik dengan body ataupun di atas penopangnya sehingga memungkinkan kamera mengambil gambar mengikuti pergerakan subjek.

l.ESTABLISHING SHOT,shot yang menggambarkan/menjelaskan latar peristiwa,sehingga penonton memahami adegan tersebut berlangsung di mana.shot ini untuk membantu penonton mengidentifikasi ruang dan waktu dari peristiwa.

M.ZOOMING,zooming badalah efek dari pergerakan lensa objektif di dalam kamera sehingga menghasilkan komposisi gambar yang padat/dekat hingga logger/jauh dengan fasilitas zoom ini kamera memungkinkan mengambil fram padat meskipun letak kamera relative jauh dari subjeknya.

n.HEAD ROOM,ruang jeda semu yang berada diatas subjek,head room inipenting untuk membuat gambar lebih bagus dilihat,coba bayangkan saja bila gambar tak member jeda sedikitpun untuk head room,maka gambar terkesan kurang leluasa/longgar,ini akan berpengaruh juga pada penonton.

o.BLUR,seperti arti harfiahnya,blur adalah efek hasil perekaman gambar sehingga tampak seperti tidak focus dan subjek tampak buram,efek blur ini bisa dihasilkan saat perekaman gambar oleh kamera atau juga bisa direkayasa pada tahap paska produksi-editing.

p.FADING,istilah fading digunakan untuk menyebut tampilan gambar yang muncul (fade in) atau menghilang (fade out) secara perlahan dari layar.salah satu fungsinya yaitu member batasan ruang waktu.artinya ketika gambar fade out dari layar kemudian fade in dan sudah berganti gambar,cerita,nuansa dan tempo alur,maka fading tersebut berfungsi sebagai pengakhir babak atau peringkas waktu untuk menghilangkan adegan yang tidak perlu.sebagai contoh,adegan kejar-kejaran antara pencuri dengan polisi dimana sempat terjadi ketegangan baku tembak dan akhirnya si pelaku berganti,berada di kantor polisi di mana pencuri sudah dalam keadaan diborgol dan babak-belur disini berate bahwa sutradara menghilangkan adegan pencuri yang dibawa ke kantor polisi,namun alur ceirta tidak rusak adegan pencuri dibawa ke kantor polisi dirasa tidak perlu ditampilkan oleh sutradara,karena hanya akan menurunkan mood penonton mengikuti alur film.

Q,WHITE BALANCE,satu hal penting yang perlu diketahui seorang camera operator yaitu white balance,adalah standarisasi warna akibat intensitas cahaya yang tertangkap lensa camera,white balance ini diperlukan karena adanya kemungkinan perbedaan pewarnaan penangkapan cahaya pada kamera saat pengambilan gambar dilakukan di dalam maupun di luar ruangan.

R.GARIS IMAJINER,garis hayal pengambilan gambar sebagai batas arah pandang kamera untuk menjaga konsistensi posisi subjek antara frame,jika garis ini dilanggar .maka sangat mungkin bilka penonton akan menjadi bingung karena pengambilan gambar dilakukan dari reverse angle/arah sebaliknya contohnya yaitu pengambilan gambar two shot 2 orang yang sedang melakukan dialog.ketika shot pertama kita bisa mengambil angle over shoulder melakukan dialog,ketika shot pertama kita mengambil angle over dari angle si A dari si B kemudian disambung dengan over shoulder dari angle si A.

s.KONTINUITAS GAMBAR DALAM FILM,sering kali ketika masa produksi bergulir,di mana proses pengambilan gambar telah dilakukan lengkap dengan segala stock shot,ternyata ketika masuk proses edit kelengkapan aksi dari adegan aksi tidak wajar/janggal hal seperti ini berarti gambar yang dihasilkan tidak kontinu/runtut.hal ini dimungkinkan terjadi karena konsep produksi gambar yang dilaksanakan sekenanya saja tidak memperhatikan detail adegan aksi demi aksi,ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dapat dijadikan tips yang berguna.

Film merupakan rangkaian peristiwa yang mengalir,maka gambar yang dihasilkan juga harus memiiki sifat mengalir terfokus pada jalinan cerita dan tentunya kualitas gambar yang prima dan memiliki dramataik untuk mengunci perhatian penonton,dengan demikian kitaharus memiliki konsep edit yang jelas ,artinya memahami bahwa hasil perekaman gambar tersebut nantinya akan disusun sehingga membentuk bangunan cerita,beberapa teknisnya antara lain.

1.menonjolkan persamaan warna,bentuk maupun hal dominan lainnya dalam adegan.

2.menonjolkan penyatuan gerak antar adegan

3.komposisi framing cerita

4.merekam aksi subjek pada titik kuat atau point of interest.



Kunjungi Juga : 

universitas-terbuka-surabaya

manajemen-media-massa

#produksimedia #media #prodi #ilmukomunikasi #universitasterbuka #utsurabaya #disporseni #mahasiswa



Tidak ada komentar: