perbedaan utama antara public speaking dengan percakapan biasa
Terdapat tiga
perbedaan utama antara public speaking dengan
percakapan biasa
(Lucas, 2007: 9). Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pesan yang
disampaikan melalui public speaking lebih terstruktur.
2. Public speaking
menggunakan tata bahasa yang lebih formal
dibandingkan
percakapan.
3. Public speaking
memerlukan metode penyampaian yang berbeda dari
percakapan.
Mengembangkan kepercayaan diri saat public speaking
Salah satu hal yang
menjadi perhatian dari para pembicara adalah
demam panggung.
Seorang yang sangat lancar berbicara dalam percakapan
sehari-hari bisa
tiba-tiba menjadi ketakutan pada waktu harus berdiri dan
berbicara di
hadapan publik. Bila Anda merasakan hal yang sama, ketahuilah
bahwa Anda tidak sendirian.
1. Demam panggung adalah wajar
Semburan adrenalin
menimbulkan reaksi yang berbeda pada diri
setiap orang, dan
tentunya hal ini dapat kita antisipasi dan atasi, antara lain:
a. Jantung berdegup lebih cepat dari biasanya. Perlu kita sadari pada waktu
jantung kita
berdegup lebih kencang, hanya kita saja yang merasakan,
sementara publik
tidak melihat hal ini. Kita harus tenang dan berpikir
positif dengan cara
berdamai dengan diri kita melalui kata-kata positif
seperti “ini hanya
demam panggung, tenang”. Yakinlah dengan
konsentrasi pada
materi yang ingin disampaikan, degup jantung kita
akan segera
berdetak normal kembali.
b. Keluar keringat
berlebih di bagian tubuh tertentu seperti telapak tangan,
wajah, atau ketiak.
Bila keringat yang berlebihan keluar di telapak
tangan, kita bisa
menggenggam tisu atau sapu tangan, tidak perlu
menyeka tangan
terlalu sering sampai terlihat oleh publik. Bila keringat
banyak keluar di
wajah, misal di dahi atau sekitar hidung, kita boleh
menyekanya dengan
tisu atau sapu tangan sesekali tapi sebaiknya tidak
terlalu sering.
Semakin sering kita melakukan gerakan-gerakan menyeka
keringat maka
semakin terlihat oleh publik kegugupan kita. Bila kita
termasuk tipe orang
yang akan mengeluarkan banyak keringat di bagian
ketiak saat demam
panggung, sebaiknya kita mengenakan pakaian dalam
agar keringat tidak
terlihat di baju.
c. Tangan menjadi
gemetar. Demam panggung seperti ini terlihat publik.
Untuk itu, atasi
dengan cara memegang kertas catatan dengan ukuran
kecil atau dengan
membawa catatan dengan diberi alas kertas yang
cukup tebal,
sehingga getarannya tidak terlalu terlihat. Tapi biasanya
dengan mengalihkan
konsentrasi ke materi yang ingin disampaikan,
getaran tangan akan
hilang dengan sendirinya setelah kita bicara
beberapa saat.
d. Lutut terasa
lemas hingga terasa tidak sanggup menopang tubuh untuk
berdiri. Hal ini
biasanya terjadi karena kita terlalu banyak duduk
sebelum bicara.
Atasi dengan melakukan relaksasi fisik atau berjalan dan
berdiri supaya
lutut kita bisa menopang tubuh dengan baik.
e. Tenggorokan
terasa tercekat sehingga suara menjadi parau, atau lebih
buruk lagi: suara
tidak bisa keluar. Pada waktu adrenalin menyembur,
salah satu efek yang
bisa terasa di sebagian orang adalah produksi lendir
di tenggorokan
meningkat. Untuk mengatasi hal ini, kita dapat menjaga
makanan dan
khususnya minuman sebelum kita bicara. Hindari
minuman yang
lengket seperti susu, sirup, atau teh manis. Karena
minuman sejenis ini
akan membuat tenggorokan kita lengket ditambah
dengan banyaknya
lendir yang diproduksi oleh tubuh, maka suara kita
jadi tercekat atau
serak.
f. Perut terasa
sakit dan seperti ingin buang air besar. Atasi dengan pola
makan yang baik
sebelum bicara. Dengan demikian saat perut kita terasa
sakit kita tahu
bahwa itu hanya akibat dari demam panggung, bukan
sakit perut
sesungguhnya.
g. Ingin buang air
kecil secara berlebihan. Bila hal ini terjadi, tetap tenang
dan segera ke
belakang. Tapi bila tidak mungkin menghentikan
pembicaraan,
sebaiknya tahan dengan mengalihkan konsentrasi ke
acara, niscaya
keinginan itu menghilang. Kita bisa juga mengatasi
dengan mengurangi
jumlah air yang diminum. Kita bisa minum bila haus
tapi jumlahnya
sedikit dikurangi
h. Tidak bisa
mengingat apa yang ingin disampaikan sekalipun sebelumnya
sudah disiapkan.
Atasi dengan membawa catatan atau menggunakan alat
bantu visual
seperti powerpoint. Bila catatan sudah ada di tangan,
bacalah. Biasanya
ini terjadi di awal-awal bicara, selanjutnya kita akan
berbicara dengan
lancar. Kesalahan yang sering terjadi, pembicara
sudah mengetahui
kelemahannya bahwa ia sering lupa apa yang ingin
disampaikan pada
waktu demam panggung melanda. Lalu ia membawa
catatan kecil
sebagai “contekan”. Namun begitu waktunya berbicara
catatan yang sudah
dibawanya tadi tidak dibaca, hanya dipegang saja,
sementara ia
berusaha untuk merangkai kalimat dan mengingat apa yang
sudah dipersiapkan
sebelumnya. Akibatnya ia berbicara dengan tidak
teratur dan tidak
jelas apa yang ingin disampaikan. Sudah dapat
dipastikan
kata-kata pembukanya tidak menarik dan presentasi bagian isi
pun menjadi tidak
sesuai dengan isi yang telah disiapkannya.
penelitian ini
tentang pengaruh tingkat kepercayaan diri terhadap berkomunikasi (publik
speaking)
dalam memberikan
motifasi terhadap masyarakat luas khususnya karyawan PT primafood
international, maka ditarik kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1.Terdapat pengaruh
positif dan signifikan kepercayaan diri terhadap
kemampuan public
speaking.
2. Terdapat
pengaruh positif dan signifikan keterampilan berkomunikasi
terhadap kemampuan
public speaking.
Kunjungi juga artikel terkait:
pengantar-ilmu-komunikasiopini-publik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar